- Mengatasi Intolerensi Laktosa.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan minuman sekaligus makanan terbaik dan alami
untuk bayi. Yang paling bersih, bergizi, dan murah. Namun, karena
berbagai kendala atau alasan, tidak sedikit kaum ibu yang coba
menggantikan ASI dengan susu sapi. Padahal, pada kenyataannya banyak
anak, terutama balita yang allergi terhadap susu sapi. Responnya bisa
berupa mual, muntah, diare, dan gejala sakit perut lainnya. Ini pertanda
system pencernaan tidak mampu mencerna dan menyeraplaktosa (lemak susu)
dengan baik. Kondisi demikian dikenal dengan istilah Intoleransi
Laktosa, yang disebabkan terbatasnya enzyme laktase dalam tubuh- yang
berfungsi memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa (monosakarida)
agar lebih mudah dicerna usus.
Susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi dan minuman pendamping
ASI bagi balita. Salah satu kelebihan susu kedelai dibandingkan dengan
susu sapi adalah, tidak adanya laktosa susu . Karena itu, anak yang
allergi terhadap susu sapi sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu
kedelai; demikian juga untuk orang dewasa yang alergi terhadap susu
sapi. Khusus untuk balita, susu kedelai sebaiknya diberikan setelah anak
berumur diatas satu tahun.Porsinya cukup 250 500 ml. atau 1 – 2 gelas
perhari. Dua gelas susu kedelai mampu men-suplai 30 % kebutuhan protein
perhari bagi balita. Susu kedelai dapat diberikan setelah atau sebelum
makan, tergantung kebiasaan dan selera anak.
- Minuman untuk Penderita Autisme.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak,
sehingga membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan
seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Autisme pada anak-anak
biasanya disebut Autisme Infatil. Penderita Autisme sebaiknya tidak
mengkosumsi makanan yang mengandung Kasein (Protein susu) dan Glutein
(protein tepung). Karena selain sulit dicerna , makanan yang mengandung
kedua jenis protein tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsi otak.
Jika dikonsumsi perilaku penderita autisme akan menjadi lebih
hiperaktif. Sumber Kasein berasal dari susu hewani (susu sapi) serta
berbagai macam produknya, seperti keju dan krim. Bagi penderita Autisme ,
Susu Sapi dapat diganti dengan Susu Kedelai. Dengan demikian, para
penderita autisme tetap memperoleh masukan protein, vitamin, dan mineral
yang cukup. Hal terpenting dari semua itu, susu kedelai tidak
mengandung Kasein dan Glutein.
Vegetarian adalah orang yang menganut pola makan berpantang daging,
termasuk produk pangan lainnya yang berasal dari hewan seoerti telur ,
susu serta hasil olahannya. Namun pada kenyataannya para vegetarianpun
sangat membutuhkan sumber gizi hewani-yang merupakan sumber gizi tinggi
bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Bagi vegetarian, susu
kedelai dapat disajikan sebagai minuman utama. Selain enak dan
menyegarkan, nilai gizinya tidak kalah dengan susu sapi. Susu kedelai
merupakan minuman sumber vitamin (B1,B2,B6, dan provitamin A), sumber
mineral (Kalsium, Magnesium, Selenium, Fosfor), sumber Karbohidrat,
sumber Protein, dan sumber Lemak).
- Mengurangi Kadar Kolesterol Darah.
Didalam tubuh kolesterol akan bergabung dengan protein, membentuk
senyawa yang disebutLipoprotein; yang terdiri dari dua jenis yaitu Low
Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). LDL
dikenal sebagai Kolesterol Jahat, karena sering memicu penumpukan plak
kolesterol didinding arteri. Sementera HDL dikenal sebagai Kolesterol
Baik, karena berfungsi membersihkan kolesterol di dinding arteri dan
membawanya kembali kehati tempat kolesterol dipecah dan dikeluakan. Susu
Kedelai mampu menghalau kolesterol jahat (LDL), karena susu kedelai
mengandung Lesitin; yang bersifat mengemulsi (melarutkan) kolesterol
dalam darah, sehingga tidak ada lagi penyempitan dan penyumbatan.
Khasiat lesitin ini telah diteliti oleh Dr. Edward dan dipublikasikan
dalam Biocontrol News and Information, Discover & Science News.
Selain Lesitin; Zat Gizi lain yang dapat menggempur kolesterol adalah
Isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan dan mampu meningkatkan HDL.
Penelitian olah America Heart Association menunjukkan konsumsi Susu
Kedelai selama tiga bulan mampu meningkatkan HDL rata-rata 4,7 %.
- Mencegah Arteriosklerosis, Hipertensi, Jantung Koroner, dan Stroke.
Selain Lesitin dan Isoflavon, susu kedelai juga mengandung Vitamin E
(Tokoferol) yang juga dapat membantu mencegah terjadinya Penyakit
Jantung Koroner dan Stroke. Vitamin E ini juga mampu mencegah
Teroksidasinya kolesterol LDL; sehingga tidak menimbulkan Plak yang
menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah arteri, dan meremajakan kembali
arteri yang sudah tua, sehingga lebih elastis dan menghindari terjadinya
Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Penelitian pada Harvard
University; menunjukkan mereka yang memperoleh Vitamin E 200 I.U/ hari;
risiko mendapat gangguan kardiovaskular berat menurun sebesar 34 %.
Kandungan asam Folat dan Vitamin B6 dalam susu kedelai juga dapat
mencegah penyakit jantung.
Untungnya lagi Susu kedelai mengandung mineral Magnesium yang mampu
mengatur tekanan darah seseorang. Tidak hanya itu, hasil penilitian Jery
L. Nadler dari City of Hope Medical Center – California; menyebutkan
Magnesium mampu menghambat pelepasan Tromboksan – yaitu suatu zat yang
membuat Trombosit (kepingan darah) menjadi lebih lengket dan mudah
membentuk gumpalan, sehingga mampu mencegah naiknya tekanan darah
sekaligus mencegah stroke dan gangguan jantung.
- Mencegah Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus muncul karena tubuh kekurangan Insulin; yang
mengakibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, air, dan
elektrolit. Susu kedelai yang mengandungAsam Amino Glisin dan Asam
Amino Arginin mampu menjaga keseimbangan Hormon Insulin. Selain itu,
protein dalam susu kedelai lebih mudah diterima organ ginjal
dibandingkan dengan protein hewani. Karena itu Susu Kedelai baik
dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus.